Makna Reformasi Birokrasi

Semenjak bekerja di kantor pemerintahan, kata RB atau Reformasi Birokrasi sering sekali aku dengar. Para pegawai menuntut agar RB di kantorku naik agar kesejahteraan mereka (tukin) naik. Namun ada hal yang aku garis bawahi ketika mereka menuntut itu kepada para pimpinannya.


Pertama, mereka menuntut hak mereka ketika kewajiban mereka untuk menjalankan pekerjaannya sesuai aturan, belum sepenuhnya mereka jalankan. Kedua, birokrasi dijalankan di dalam lembaga yang hampir tumpul tentang birokrasi. Ketika, faktanya, hanya segelintir pegawai saja yang benar-benar paham makna dan tujuan reformasi birokrasi itu apa.


Kementerian Pemberdyaan Aparatur Negara RB menekankan bahwa tujuan adanya reformasi birokrasi adalah bagaimana agar terciptanya birokrasi pemerintah yang profesional yang mempunyai karakteristik, integritas, berkinerja tinggi, bebas dan bersih dari KKN, mampu melayani publik, bersifat netral, sejahtera mensejahterakan, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar, serta kode etik aparatur negara.


Disini jelas bahwa ASN tidak bisa sembarangan. Menjadi ASN bukan selalu tentang bisa dinas keluar kota terus, masa tua memiliki tunjangan, kalau tidak ada kerjaan (menurut asn itu sendiri) bisa bebas berkeluyuran diluar jam kantor, atau bisa leyeh-leyeh nonton netflix.


Semua itu tentang bagaimana menyadarkan diri sendiri bahwa setiap ASN memiliki tanggungjawab yang berat sebagai pelayan masyarakat untuk meringankan keberlangsungan negara. Dengan ada atau tanpa arahan dari atasan, seharusnya ASN sudah memahami tugas dan fungsinya sebagaimana mestinya. Tidak perlu di setir bagaimana harus bertindak. Secara tidak langsung ASN adalah suatu keberuntungan bagi seseorang yang dipercaya untuk membuat perubahan besar dan dapat berarti bagi negaranya.


Ketika ASN sudah menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, maka dengan sendirinya reformasi birokrasi yang baik juga akan tercipta. Tidak akan ada lagi fungsi pemerintahan yang saling tumpang tindih, adanya keserasian dalam penerapan kebijakan antar pegawai, tata kelola pemerintahan semakin baik, menyatukan suara dalam mencapai tujuan suatu lembaga, dan masih banyak hal lagi yang memang harus diselesaikan oleh internal lembaga itu sendiri.


Lalu, bagaimana bisa reformasi birokrasi tercipta ketika masih ada yang merasa bahwa birokrasi ini saya yang menciptakan, birokrasi ini wewenang saya, birokrasi ini milik saya, dan sebagainya?!


Reformasi Birokrasi itu menyentil setiap pegawai di suatu lembaga tanpa pilih-pilih. Reformasi Birokrasi itu milik semua pegawai. Reformasi Birokrasi itu berlaku untuk semua tanpa ada hak istimewa untuk beberapaa orang. Reformasi Birokrasi itu tanggungjawab bersama. Suatu lembaga atau organisasi tidak akan pernah bisa maju ketika masih ada pegawai yang tidak mau bekerja bersama-sama. Beban berat Reformasi Birokrasi akan ringan ketika ditopang bersama dan dijalankan bersama oleh seluruh pegawai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Birthday 27

Mulai Hidup Baru

Holiday part 2 - Jakarta