Hidup baru dan ke Anj*ngannya

Hai, ini cerita gue dengan kehidupan baru gue. Ada suka dan duka, dan ada tangis yang gue sendiri juga ga tau apakah itu tangisan bahagia atau justru sebaliknya.

Awal bulan maret tahun 2019 adalah awal gue memulai hidup baru. Tidak lagi bersama papa, mama, dan bagus, atau keluarga gue yang lainnya. Pada bulan ini gue melepas masa lajang bersama seorang laki-laki bernama Abdul Aziz yang gue kenal dari salah satu media sosial. Sedikit cerita, aziz adalah sosok yang pendiam dan tidak banyak bicara. Ia hanya bicara seperlunya saja dan lebih banyak mendengarkan. Tapi sebenarnya aziz adalah laki-laki yang jahil, manja, penyayang, dan sabar. Dari awal kenal sampai detik ini berumah tangga, semua keperluannya gue yang siapkan. Dari awal kenal gue yang suka marah-marah dan ngambek, Aziz selalu sabar. Dalam perjalanan hidup bareng Aziz, banyak banget rintangannya. Mulai dari sifat dan karakter gue dengan aziz yang sangat bertolak belakang, perbedaan budaya antara keluarga gue dan keluarga Aziz, kebiasaan-kebiasaan gue dengan Aziz, sampai cobaan mantan yang tiba-tiba muncul. Baik itu mantan aziz ataupun mantan gue. Pliss deh kenapa sih baru nongol sekarang setelah bahagia ini terasa mulai sempurna.

Kebahagiaan gue makin lengkap setelah pada bulan agustus, kami dikaruniakan seorang puteri yang cantik dan lucu yang kami beri nama Kala Rakhsandrina Sakhi. Sekarang umur Kala memasuki usia 3 bulan. Hari-hari gue berjalan sewajarnya ibu rumah tangga dan penuh bahagia hingga akhirnya datang cerita pilu yang membuat semua fokus gue dalam mengurus rumah tangga buyar.

Rumah tangga papa dan mama gue mulai renggang karena kehadiran orang ketiga dan masalah perekonomian yang menimpa keluarga gue. Dampaknya bukan cuma ke papa dan mama, tetapi ke gue dan adik gue bagus. Gue sampai lupa bagaimana rasanya meiliki orangtua utuh, bagaimana rasanya berkumpul dan bercengkrama dengan papa, mama, dan bagus. Dan gue juga lupa kapan terakhir kali melihat papa mama tersenyum bahagia bersama. 

Tuhan, tolong kembalikan itu semua. Gue iri dengan mereka yang bisa berkumpul bersama suami, anak, orangtua, dan saudaranya. Gue iri dengan mereka yang orangtuanya datang bersama untuk mengunjungi cucu, kemudian tertawa bersama mengasuh dan bercengkrama dengan cucunya. Gue iri dengan mereka yang bisa duduk bersama dengan keluarganya hanya untuk menonton bersama dan membahas hal konyol yang ada di televisi. Gue iri dengan mereka yang bisa berlibur bersama dengan keluarganya kemudian berbagi perhatian dan kasih sayang. Banyak hal yang gue iri dari mereka yang mempunyai orangtua UTUH!! Gue cuma ingin bahagia. Ah shit, mungkin itu hanya mimpi buat gue setelah semua ini. 

Ingin rasanya gue berkata "Anj*ng banget kenapa sih lo muncul dan ganggu hubungan orangtua gue? apa ga ada wanita lain didunia ini yang bisa lo goda? Anj*ng!!!".

Sekarang bukan cuma hubungan mama dan papa yang renggang, tapi juga hubungan gue dengan mama. Seandainya bajingan itu baca tulisan ini cuma satu hal yang pengen banget keucap sama mulut ini, "SEMOGA LO CEPETAN MATI KARENA GUE GA SUDI LIHAT LO BAHAGIA SEDANGKAN GUE DAN KELUARGA GUE HANCUR!!".


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Birthday 27

Mulai Hidup Baru

Holiday part 2 - Jakarta