Kiamatkah besok?

Gue berada dalam masa dimana yang bercadar dan berjenggot dibilang teroris, yang menjalankan sunah dibilang sok suci, sedangkan yang memamerkan aurat dipuja-puji. Dunia macam apa ini? Dulu orangtua berbangga-bangga ketika anaknya masuk pesantren, padahal anaknya gam au. Lah sekarang? Anaknya yang minta, orangtuanya tidak memperbolehkan dengan alasan sulit mencari kerja. Bapak dan ibu sehat?

Dulu orangtua memperbolehkan anaknya menikah muda agar terhindar dari zina, sekarang orangtua berbangga-bangga ketika anaknya “PACARAN” dengan dokter, arsitek, pengusaha, dll. Dulu orangtua yang mengontrol anaknya supaya tidak terlalu sering hangout, sekarang anak dan orangtua saingan biar terkenal dimana-mana. Dulu komunikasi anak dan orangtua terjaga oleh interaksi social yang mereka bangun, seperti bermain bersama, berbagi pengalaman, bercerita, dll. Sekarang? Orangtua dan anak dipisahkan oleh gemerlapnya dunia. Dipisahkan oleh kesibukan dunia, diperbudak zaman, dan tak lagi sehangat dulu.

Bahkan kesibukan yang diikuti tak jarang yang hanya menimbulkan kesia-siaan. CONTOHNYA : ibu-ibu yang dating kepengajian bukan untuk mencari ilmu lagi, tapi berubah niatnya untuk bertemu teman sosialita, kemudian berfoto-foto ria untuk mengisi album media social mereka, atau untuk pamer tas baru, aksesoris baru, atau baju baru.

Hayo ibu-ibu ngaku !!!!!

Belum lagi tren bergabung dalam lembaga social dan berbagi ke panti-panti social. Aplikasinya sih benar, tapi niatnya? Sekarang tempat-tempat itu hanya menjadi wadah untuk menunjukkan kepada dunia bahwa mereka “PEDULI”. Dengan kata lain sulit membedakan “who’s people care?” dengan “people who wanna be a famous and people who wanna be seen good.”.

“Lo sirik ya makanya nulis kayak gini?”


Catatan : gue puas dengan berbagai macam kehidupan dunia dari rokok sampai diskotik, dari temen yang paling baik sampe yang paling bajingan. Tapi suer gue ga pernah nyoba narkoba sedikitpun. Justru gue nulis ini sebagai pelajaran buat kita semua. Pelajar dari pengalaman pribadi dan lingkungan sekitar gue, dan yang gue amati di berbagai daerah di tanah air. Kita manusia punya salah dan khilaf, jangan memposisikan diri seolah paling benar dan yang lain salah. Setiap orang bebas berpendapat selama itu untuk suatu kebaikan. Gue menulis ini supaya kita semua berfikir, supaya kita semua menyadari bahwa kita ini butuh perubahan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Birthday 27

Mulai Hidup Baru

Holiday part 2 - Jakarta